Generasi Perempuan Berkemajuan Bersama Kader Kesehatan Panti Asuhan ‘Aisyiyah Yogyakarta
Abstract
Latar belakang: upaya peningkatan generasi berkualitas dan berkemajuan perlu dibina sejak dini dengan melakukan optimalisasi peran kader sebagai salah satu cara menurunkan angka kejadian anemia remaja yang masih tinggi yaitu 32%. Tujuan: kegiatan sebagai upaya menciptakan generasi perempuan berkemajuan malalui skrining status gizi dan anemia pada remaja. Metode: Metode dilaksanakn melalui 3 tahapan yaitu (1) persiapan (koordinasi dengan mitra, pembuatan media pelatihan, pembelian alat kesehatan dan pemilihan kader), (2) pelaksanan (penyuluhan kader, pelatihan pengukuran BB, TB, LILA, dan pemeriksaan anemia. (3) monitoring evaluasi (evaluasi keberlanjutan program). Hasil dan pembahasan: Tahap persiapan: media yang digunakan booklet, PPT, Video, dan terpilih 5 kader, Tahap pelaksanaan: kader yang terpilih diberikan pretest dan posttest untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader terkait dengan anemia dan gizi remaja. Mengadakan pelatihan pengukuran BB, TB, LILA dan anemia. Selanjutnya dilakukan layanan kesehatan yang dilalukan oleh kader yang telah dilatih dengan didampingi. Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan didapatkan 5 remaja anemia dan 3 obesitas. Simpulan: Skrining gizi dan anemia penting dilakukan sebagai upaya menciptakan generasi perempuan berkemajuan
Downloads
References
[2] Kemenkes RI, Peraturan Menteri Kesehatan RI No.25 Tahun 2014 Tentang Upaya Kesehatan Anak. Jakarta: Kementerian KesehatanRrepublik Indonesia, 2014.
[3] Kemenkes RI, “Hasil Utama RISKESDAS.” Kementerian KesehatanRrepublik Indonesia, Jakarta, 2018.
[4] M. Juffrie, S. Helmyati, and M. Hakimi, “Nutritional anemia in Indonesia children and adolescents: Diagnostic reliability for appropriate management,” Asia Pac. J. Clin. Nutr., vol. 29, no. December, pp. S18–S31, 2020, doi: 10.6133/apjcn.202012_29(S1).03.
[5] F. R. Fauzia, E. Wahyuntari, and S. Wahtini, “Relationship Between Maternal Anemia and The Incidence of Anemia In Infants Aged 6-36 Months,” Midwiferia, J. Kebidanan, vol. 7, no. 2, pp. 93–102, 2021.
[6] Kemenkes RI, Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta: Kementerian KesehatanRrepublik Indonesia, 2018.
[7] A. Basith, R. Agustina, and N. Diani, “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri,” Dunia Keperawatan, vol. 5, no. 1, p. 1, 2017, doi: 10.20527/dk.v5i1.3634.
[8] O. Primahadi, D. Budijanto, B. Hardana, and F. Sibuea, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta, 2019. doi: 10.5005/jp/books/11257_5.
[9] M. Jaelani, B. Y. Simanjuntak, and E. Yuliantini, “Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri,” J. Kesehat., vol. 8, no. 3, p. 358, 2017, doi: 10.26630/jk.v8i3.625.
[10] Kementerian Kesehatan RI, Buku KIE Kader Kesehatan Remaja. Jakarta: Kementerian KesehatanRrepublik Indonesia, 2018.
[11] F. Fatimah, S. Selviana, O. Widyastutik, and L. Suwarni, “Efektivitas Media Audiovisual (Video) Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Kelompok Masyarakat Tentang Program